Hanya Kulihat Terangnya

Entah sampai kapan aku akan disini.
Meski sakit, aku tetap bertahan..
Bercak darah ternoda dikulitku..
Tapi mataku tak mencucurkan air mata..
Beberapa saat aku menggigil.. dingin..
Lalu kusentuh kulit.. dingin..
Tulangku.. dingin..
Menyusup sampai lubuk hati.. dingin..
Hingga rasaku merasa..
Tapi toh sudah biasa akhirnya.
Beberapakali kumelihat gelap..gelap..dan gelap..
Sekelilingku kulihat gelap..
Aku terdesak dengan gelap..
Gelap.. Dan aku hanya bisa bertahan ditempat ini.. gelap..
Ditempat yang kurasa gelap.

Tapi kumelihat ada terang..
Disisi lain kubisa melihat terangnya..
Benar ada terangnya..
Terangnya menyejukkan..
Terangnya meneduhkan
Terangnya memberikan keheningan..
Terangnya menguatkan..
Terangnya memberikan kelegaan..
Dan ternyata aku masih melihat terangnya..
Terangnya bercahaya..
Indah..anggun.. mempesona..
Menyentak..mendebarkan..mengejutkan..
Mencengangkan.. melengungkan.. menakjubkan..

Ah indahnya rembulan saat ini..
Gigitan nyamuk tidak akan mengusik keindahanmu..
Semribit angin tak mengalahkan pukaumu..
Gelapnya tidak menggantikanmu hingga kapanpun..
:-)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tela Telo

Menemukan Sukacita dalam Keseharian: Refleksi Seorang Programmer tentang Iman

Belajar Menggambar