Kamarku Kebanjiran

Bukan di kawasan banjir saya tinggal. Hanya saja tempat yang saya diami terletak lebih rendah daripada tinggi jalan. Tidak menjadi persoalan jika hujan turun dalam waktu yang tidak lama, selokan yang bertugas menampung air masih mampu mengalirkan air dengan sangat baik.

Jumat malam hujan turun dengan derasnya, saya sudah tahu apa yang terjadi jika hujan turun dalam waktu yang cukup lama, karena sudah dua kali saya mengalami peristiwa masuknya air ke dalam kamar namun hanya didekat pintu saja. Beberapa barang (dekat pintu) sudah saya singkirkan sebagai persiapan pra banjir, dengan begitu saya bisa pergi meninggalkan kamar kos dengan lebih tenang.

Persiapan yang saya lakukan sebelumnya ternyata tidak bisa mengantisipasi datangnya air, ketika membuka pintu kamar, air sudah menggenang di seluruh permukaan lantai. Semua barang yang bersentuhan dengan lantai kuyup bersimbah air. Fiuhhh... malam-malam harus bermain air, mengeluarkan air yang menggenang di kamar dan menyingkirkan beberapa barang yang sudah basah. Terpaksa pula saya harus mengungsi untuk bermalam, karena tempat pembaringan sudah tidak dimungkinkan untuk digunakan.

Paginya saya harus ijin tidak masuk kantor untuk mengkondisikan kamar menjadi baik kembali seperti mulanya.

Thanks to temans yang sudah memberi tumpangan untuk bermimpi semalam. Thanks sudah berperan membantu membereskan kamar hunian.

Thanks God karena sudah diberi kesempatan untuk merasakan menjadi 'korban bencana'. Belajar bersyukur masih diberi keadaan baik dibandingkan dengan orang-orang yang sering mengalami bencana lebih parah daripada yang saya alami.

Terima kasih sudah disadarkan betapa pentingnya hidup 'bersosialisasi'. Tanpa Tuhan dan bantuan teman saya hanyalah butiran debu :)

Thanks for all.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menemukan Sukacita dalam Keseharian: Refleksi Seorang Programmer tentang Iman

Tela Telo

Dalam Anugerah-Nya