Berlatih Piano, Senam Jari


Saya bukanlah orang yang memiliki kepandaian istimewa dalam bermusik. Meskipun saya bisa juga memainkan beberapa alat musik, untuk diri sendiri. Kadang terdengar fals, tidak sesuai tempo, dan sering berpatok pada teks :-). Yah..paling tidak, saya menikmatinya. Saya tahu sedikit rumus matematis kunci/nada untuk beberapa alat musik, tahu solmisasinya. Dan yang paling penting saya tahu (alat) musik menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan isi hati kepada Tuhan, menjalin relasi dan berkomunikasi dengan Sang Pemberi Hidup, merefleksikan cinta kasih-Nya.

Tidak semua orang memiliki kemampuan bermain alat musik yang baik, tentu saja orang-orang yang berbakat dan yang tekun berlatih yang akan bisa bermain musik dengan baik. Namun demikian dengan sedikit potensi yang saya miliki, saya mencoba untuk belajar alat musik baru. Mungkin kalau diukur tidak ada satu talenta, tapi saya mau belajar sesuatu yang baru, supaya talenta yang sangat sedikit itu bisa dimaksimalkan. Bisa mengagungkan dan memuliakan Tuhan dengan lebih baik.

Piano, itulah alat musik yang baru sekitar satu bulan saya pelajari. Alat musik yang sering saya dengar minimal tiga kali dalam seminggu. Kombinasi nadanya menggugah saya untuk bisa juga memainkannya.

Saya mencari sumber informasi melalui media online, tutorial dan panduan praktis yang bisa langsung saya aplikasikan, lebih mudah karena tidak harus mendatangkan orang untuk mengajar. Piano sudah siap digunakan, meskipun bukan milik sendiri  :-), jadi saya pun harus bertanggung jawab menggunakan alat ini.

Saat mulai belajar, saya tidak terlalu banyak mencari informasi tentang kombinasi chord. Saya sudah punya pengetahuan dasar solmisasinya. Saya cukup tahu saja beberapa chord yang sering digunakan. Yang saya lakukan adalah melatih jari-jari supaya lebih luwes ketika menekan tuts. Jadi banyak berlatih senam jari dengan beberapa cara dan kombinasi nada, setahap demi setahap, mulai dengan yang paling mudah, dan terus menerus diulang.

Dengan berlatih senam jari, saya sudah bisa mendengar nada yang indah, dan itu adalah sesuatu yang membahagiakan.

Melakukan senam jari bukanlah hal yang mudah. Dalam tutorial yang saya gunakan, untuk memainkan piano tidak boleh sembarang menekan tuts. Semua jari harus digunakan. Jari-jari terasa pegal  ketika mengulang beberapa nada. Menyelesaikan dalam satu atau dua oktaf, dari nada rendah ketinggi maupun sebaliknya.

Tuts piano harus bisa dimainkan dengan rileks, dengan santai, dan dinikmati.

Jadi teringat dulu pernah berlatih mengetik mesin ketik menggunakan sepuluh jari. Betapa pegal dan sakit jari ini, karena harus menekan tombol huruf di mesin ketik menggunakan jari yang tepat. Terlebih lagi saat giliran si jari kelingking menekan, jari yang paling lemah, jari seorang anak mungil yang baru duduk di Sekolah Dasar :-). Perlu diketahui menekan tombol mesin ketik itu memerlukan tenaga, tidak seperti keyboard komputer saat ini.
Karena tekun berlatih, pada akhirnya bisa lancar juga untuk bisa mengetik dengan sepuluh jari, dan kemampuan ini masih bisa dipakai hingga saat ini.

Oke..

Berlatih senam jari, menolong untuk jari-jari terbiasa menekan tuts dengan tepat dan benar. Tentu saya masalahnya sama, tidak mudah memakai semua jari untuk menekan. Itu terasa sekali saat diawal mulai berlatih. Bersyukur setelah beberapa kali latihan tangan ini sudah lumayan terbiasa menekan tuts piano dan lebih rileks.

Masih banyak pelajaran yang harus saya ikuti. Saat ini saya tidak terlalu tergesa-gesa untuk bisa melakukannya dengan cepat. Saya tahu kemampuan saya, terlebih insting bermusik saya hanya biasa-biasa saja. Saya harus belajar dalam setiap prosesnya. Bahwa segala sesuatu tidak dapat dilakukan secara instan, semuanya harus melalui tingkatan yang berbeda, setahap demi setahap.

Jadi yang perlu saya lakukan saat ini adalah tekun berlatih.

Dan pada akhirnya segala sesuatu yang saya lakukan adalah hanya untuk hormat dan kemuliaan nama-Nya.

Selamat berlatih :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tela Telo

Menemukan Sukacita dalam Keseharian: Refleksi Seorang Programmer tentang Iman

Dalam Anugerah-Nya