Ban penuduh

Beberapa kali ketika harus berangkat menuju kampus, motor yang aku tunggangi mengalami masalah pada ban. Kempes dan harus memompanya, mengisinya dengan angin, dan hal semacam itu berulang terjadi. Hingga suatu ketika ban bocor dan harus menggantinya dengan ban yang baru, kurang lebih Rp 30.000,00 melayang dari dompetku, padahal belum ada 3 bulan ban itu kuganti. Praduga tak bersalah muncul dalam benakku, jangan jangan....jangan jangan.... jangan jangan si penambal banlah yang sengaja melakukan skenario ini dengan merobek (jawa:njugil) ban pada dop -dengan merobek ban pada sekitar dop maka ban tidak bisa untuk ditambal, dan penambal pastilah mendapat keuntungan, hemat waktu hemat tenaga uang dapat. Namun tadi (baca Senin, 02 Maret 2009) pagi menyadarkan diriku bagaimana saya harus bersikap, untuk belajar mempercayai seseorang. Ban yang kerap kali kempes dan bocor, ternyata ada penyebabnya. Kawat kecil menyangkut pada ban dalam, kecil namun sangat merugikan. Ditambah dengan nekatnya saya menunggangi motor dengan kondisi ban yang nyaris tidak ada angin, yang harus dibayar mahal dengan harus mengganti ban.

Ban penuduh....pelajaran berharga....belajar untuk mempercayai seseorang, belajar dari hal yang kecil, belajar bagaimana harus bersikap serta bertindak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tela Telo

Menemukan Sukacita dalam Keseharian: Refleksi Seorang Programmer tentang Iman

Belajar Menggambar