Manusia Koin Pelabuhan
Jika saya menggunakan kapal laut ketika menyeberangi selat sunda,
maka sudah tidak asing lagi ketika saya melihat beberapa manusia tengah
berenang di pelabuhan Merak maupun Bakauheni. Mereka berenang di pinggir
kapal sembari menunjukkan kepiawaian mereka dalam berenang. Tak hanya
beraksi di air laut saja, bahkan mereka berani untuk menjatuhkan diri
dari ketinggian di atas kapal. Ketika berada dikubangan air, mereka selalu melihat ke
atas kapal ke arah penumpang yang menonton mereka. Tak ayal juga mereka
berteriak sambil menunjuk kepada para penumpang. "Wooi jangan ditontonin
doang!", "Lempar ke bawah!", kira-kira seperti itulah teriakan mereka.
Mereka mengharap dari para penumpang kapal agar melemparkan uang
(mungkin ga koin lagi) ke bawah laut sekitar kapal dan mereka segera
mengejar dengan kelihaiannya dalam berenang.
Manusia koin pelabuhan begitu saya menyebutnya, mungkin sudah tidak relevan di waktu sekarang karena uang koin lima ratus rupiah sudah tidak lagi bernilai tinggi bagi mereka. Para manusia koin pelabuhan berjuang sesuai kemampuan dan keahlian mereka, mungkin resiko besar harus meseka tanggung, berhadapan dengan kapal besar dan ombak serta dinginnya air laut. Tapi mereka tetap berjuang, menghibur para penumpang kapal dengan pertunjukan renangnya. Salut buat mereka yang bertahan hidup dengan cara yang benar, menjual hiburan sebelum melakukan perjalanan di atas kapal.
Manusia koin pelabuhan begitu saya menyebutnya, mungkin sudah tidak relevan di waktu sekarang karena uang koin lima ratus rupiah sudah tidak lagi bernilai tinggi bagi mereka. Para manusia koin pelabuhan berjuang sesuai kemampuan dan keahlian mereka, mungkin resiko besar harus meseka tanggung, berhadapan dengan kapal besar dan ombak serta dinginnya air laut. Tapi mereka tetap berjuang, menghibur para penumpang kapal dengan pertunjukan renangnya. Salut buat mereka yang bertahan hidup dengan cara yang benar, menjual hiburan sebelum melakukan perjalanan di atas kapal.
Komentar